Sabtu, 28 Februari 2009

NILAI DAN PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PENDIDIKAN

NILAI DAN PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PENDIDIKAN
Oleh Sanyata Jaka Santoso, M.Pd

Pendahuluan
Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK didefinisikan sebagai sekumpulan perangkat dan sumber daya teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi, penciptaan, penyebaran, penyimpanan dan pengelolaan informasi. Teknologi ini termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran dan telepon.
Pada tahun belakangan ini banyak orang di belahan dunia berusaha mencari bagaimana cara terbaik untuk mengkaryakan komputer dan internet secara efektif dan efisien pada setting pembelajaran formal dan non formal, sehingga penggunaan komputer berserta internet dalam bentuk laboratorium komputer menjadi marak dan bahkan menjadi sebuah tolok ukur dari kualitas sebuah sekolah.
Penggunaan komputer dan internet dalam pendidikan pada masa kini memiliki nilai tambah yang baik, dimana pola interaksifitas siswa sangat tinggi. Pada saat ini di kota-kota, TIK dipelajari sebagai subyek pembelajaran yang harus dikuasai siswa serta dijadikan sebagai perangkat bantu peningkatan efisiensi dan efektifitas belajar (E-learning). Meskipun demikian penerapan TIK di negara berkembang memang masih sangat dini, dikarenakan biaya pengembangan infrastruktur dan biaya operasional penerapnnya masih tinggi serta minimnya pengajar yang memiliki kompetensi yang baik di bidang ini.
Pengembangan e-edukasi merupakan upaya mengembangkan penyelenggaraan pendidikan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatakan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-edukasi, penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan sekolah dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 3 (tiga) aktivitas yang berkaitan, yaitu:
Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, dimana guru, siswa bersama-sama menggunakan TIK sebagai sumber belajar, alat bantu dan prasarana komunikasi pembelajaran.
Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja sekolah secara elektronis.
Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi agar pelayanan pendidikan dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluuruh wilayah negara

Pembangunan dan pengembangan e-edukasi sebagai pendukung perkembangan TIK di Indonesia dirasa masih belum memadai, selain masih rendahnya rata-rata partisipasi masyarakat dalam mengikuti pendidikan, namun juga kesadaran masyarakat akan pentingnya TIK merupakan salah satu faktor utamanya. Untuk itu perlu adanya sejumlah program pengembangan e-edukasi di Indonesia diantaranya:
Penetapan Standar Kompetensi Profesi SDM TIK
Tingginya permintaan pasar akan profesi TIK di Indonesia mendorong perlunya standar kompetensi profesi yang baku bagi sumber daya manusia di bidang TIK. Standar kompetensi ini diperlukan untuk menjaga kualitas agar mampu bersaing dngan tenaga kerja asing, untuk itu diperlukan adanya kerjasama dari berbagai stakeholders agar dapat merumuskan standar konpetensi profesi SDM TIK yang tepat.
Kampanye penggunaan internet untuk pendidikan
Walaupun jumlah pengguna internet maupun jumlah internet domains di Indonesia meningkat secara tajam, namun pemanfaatan internet untuk pemebalajaran masih terbatas. Selain pola belajar masih menggunakan pola konvensional, namun juga karena adanya keterbatasan sarana dan prasaran yang menunjang penggunaan internet untuk pendidikan, seperti kurangnya ketersediaan komputer di sekolah, tidak adanya akses telekomunikasi yang memadai, serta masih mahalnya biaya akses internet.
Pengembangan software pendidikan
Dengan pengembangan software pendidikan akan meningkatkan pemerataan materi pendidikan dan kompetensi yang baik bagi para pelajar. Program ini mengimplementasikan sistem pembelajaran dengan menggunakan software sebagai alat bantu guna memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar, baik bagi para siswa dan pengajar.

Pada kenyataannya sudah banyak sekolah yang menerapkan pembelajaran TIK dan penggunaan TIK untuk lebih meningkatkan partisipasi yang lebih aktif bagi para siswa dengan standarisasi kompetensi yang terukur. Orientasi pembelajaran lama yang berpola teacher oriented kini mengalami perubahan paradigma menjadi student oriented dimana peran guru lebih diarahkan hanya sebagai fasilitator. Adanya perubahan cara dan fasilitas pembelajaran dari single media menjadi multimedia, perubahan dari pembelajaran pasif menjadi aktif dan berbasis inquiri, pemberian informasi menjadi pertukaran informasi, dan respon reaktif menjadi proaktif. Untuk menunjang perubahan ini sangat diperlukan fasilitas perolehan sumber informasi yang luas bagi siswa maupun guru yaitu TIK.

Nilai TIK dalam Pendidikan

TIK telah digunakan dalam dunia pendidikan semenjak pertama kali diperkenalkan, namun penggunaan TIK secara besar-besaran di sekolah di negara-negera maju di mulai tahun 1980-an. Nilai-nilai dari penerapan TIK dalam pendidikan dapat diidentifikasi dalam tiga kelompok, yaitu: nilai pencapaian/penguasaan konpetensi baru yang memang belum pernah ada sebelumnya, nilai pencapaian efektifitas proses dari setiap aktifitas yang ada pada sebuah sekolah dan nnilai pencapaian kualitas pembelajaran yang terus menerus.

Nilai Penguasaan Kompetensi Baru
TIK secara meyakinkan menyelinap di setiap relung kehidupan manusia (pekerjaan, belajar, bermain, bergembira, bersosialisasi, kesehatan dll). Bernie Thrilling (2006) mengatakan ada 12 kompetensi sangat baru berbasis TIK yang saat ini berkembang dengan cepat, yaitu:
kompetensi mencari dengan tepat dan cepat/searching dengan search engine
Collecting, MP3, grafik, animasi, video
Creating, membuat web, membuat game
Sharing, web pages, blog
Communicating, e-mail, IM, chat
Coordinating, workgroups, mailing list
Meeting, forum, chatroom
Socializing, beragam kelompok sosial on line
Evaluating, on line advisor
Buying-Selling, jual beli on line
Gaming, game on line
Learning, jurnal on line, riset on line

Peningkatan Efektifitas
Sekolah merupakan sebuah institusi yang mengelola informasi dan pengetahuan, sehingga TIK layak menjadi sebuah fondasi dari perangkat efisiensi manajemen pada setiap tingkatan sistem pendidikan, baik dari ruang kelas sampai menuju kantor menteri pendidikan. Peningkatan efektifitas dengan menggunakan TIK menawarkan proses otomasi pekerjaan adminitratif yang terkadang membosankan sehingga peningkatan kulaitas hasil kerja menjadi lebih tinggi

Nilai dari sebuah Perjalanan pencapaian Pembelajaran yang Berkualiatas
Peningkatan mutu sekolah dan perkembangan teknologi serta komposisi demografi dunia mengharuskan sekolah untuk secara terus menerus mencari alternatif perbaikan dalam praktek pengajaran dan penciptaan sumber belajar. Peningkatan mutu ditujukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif serta meningkatkan ketrampilan belajar seumur hidup pada anak didiknya.

TIK memberikan sebuah alternatif perangkat yang sangat potensial dalam menyediakan alternatif perbaikan pembelajaran di dunia yang baru ini, untukitu selayaknya TIK tersedia di setiap aktifitas pembelajarandan setiap ruangan baik di ruang kelas, perpustakaan, ruang guru dll. TIK dengan kekayaannya memberikan multi dimensi dari beragam media , akan mampu merangsang pemahaman siswa yang mungkin tidak dapat dicapai dengan kata per kata dari seorang guru yang sedang mangajar.

Peran TIK dalam Sistem Pendidikan

TIK dapat dan selayaknya mampu memainkan beragam peran di sekolah, yang paling penting diantaranya peran dalam meningkatkan paedagogi, peran kultural, sosial, profesionalisme serta peran administratif.
TIK jika diterapkan secara logis dengan pemeilihan perangkat lunak secara hati-hati akan dapat secara positif meningkatkan banyak aspek peningkatan kualitas sekolah. Dimulai dari analisis praktek pembelajaran saat ini dan perbaikan kualitas secara gradual, keluasaan dan kedalaman lingkungan pembelajaran sehingga sampai pada pemberiaan peluang untuk pengembangan guru.

Peran TIK sebagai Perangkat Pedagogi
Peran yang paling penting dari TIK di sekolah adalah memberikan sebuah kerangka baru yang mampu mengakomodasikan revisi dan perbaikan praktek-praktek pembelajaran. Guru, tenaga kependidikan dan siswa harus mampu mengambil keuntungan dari ketersediaan dan kekayaaan sumber daya pendidikan yang tersedia di dunia informasi saat ini, baik dalam bentuk sumber belajar paket perangkat lunak pembelajaran, mapupun informasi penting yang ada di situs web.
Guru harus mampu menciptakan kurikulum atau silabus yang dengan bahan ajar serta strategi yang jelas agar dapat mengintergrasikan dan menggunakan bahan yang tersedia secara efektif. Fakta yang tak terbantahkan saat ini adalah adanya motivasi yang sangat tinggi pada pembelajaran ketika penggunaan TIK menjadi bagian dari pengalaman pembelajaran mereka di kelas. Guru harus mampu untuk memanfaatkan perilaku positif ini untuk mencari tahu strategi belajar yang baru yang mampu menciptakan kondisi siswa lebih aktif, interaktif dan terlibat dalam pembelajaran, dibandingkan dengan siswa yang hanya pasif di kelas saja.
Perkembangan teknologi dewasa ini telah mampu merubah ruang kelas menjadi konteks cyberspace, dimana iklim pembelajaran di kelas dipindahkan ke dalam pulsa-pulsa digital dan disajikan dalam media elektronik masuk ke kamar-kamar setiap rumah. Perkembangan ini juga secara perlahan dan pasti menggeser fungsi dan peran guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber kebenaran, fungsi guru mulai bergeser dari aktor penentu dan sumber belajar di kelas manjadi fasilitator, mediator dan motivator terhadap aktivitas belajar siswa. Dengan kata lain perkembangan teknologi pendidikan mendesak agar guru-guru mengubah pola pikir dan sikap mereka terhadap setiap perkembangan atau dinamika tuntutan masyarakat. Guru dituntut untuk lebih terbuka, demokratis, dan flesibel dalam berbagai kegiatan pembelajaran atau interaksi edukatif.
Di sekolah yang berada di daerah tertinggal, siswa seringkali mendapat kesulitan untuk mengembangkan ketrampilan dasar yang diperlukan diarenakan minimnya pengetahuan serta kompetensi guru. TIK memberikan alternatif sumber belajar disamping guru yang kaya dengan media dan mampu memberukan pemahaman konsep dengan segala keunggulan multi media yang dimilikinya. Beragam bahan ajar multi media interaktif dapat emnjadi suplemen materi bagi siswa untuk menguasai konsep-konsep abstrak yang sulit dipahami. Penggunaan TIK secara tepat terutama kompuyer dan internet mampu memberikan sebuah cara baru belajar dan mengajar. Penerapan pembelajaran kontekstual misalnya mampu memindahkan paradigama dari pembelajaran berpusat pada guru dengan pola hapalan dan ujian menjadi siswa yang aktif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, terdapat tiga pendekatan yang dapat dilaksanakan dalam penggunaan komputer dan internet, yaitu
Pembelajaran mengenai komputer dan internet, dengan target akhirnya adalah penguasaan kompetensi penggunaan teknologi atau literasi teknologi informasi dan komunikasi yang mencakup sebagai berikut:
i. Fundamental: istilah dasar, konsep dan pengoperasian
ii. Penggunaan keyboard dan mouse
iii. Penggunaan alat produktifitas seperti pengolah kata, pengolah angka, basis data dan program pembuatan grafik
iv. Penggunaan perangkat riset dan kolaborasi, seperti mesin pencari dan e-mail
v. Ketrampilan dasar yang digunakan dalam pemrograman
vi. Pengembangan sebuah kepedulian dari dampak sosial terhadap perubahan teknologi

Pembelajaran dengan komputer dan internet dengan target teknologi menjadi perangkat fasilitator atau sumber belajar dari seluruh mata pelajaran yang ada pada kurikulum/silabus. Penggunaan TIK pada jenis ini antara lain:
i. Perangkat lunak presentasi, demonstrasi atau manipulasi data dengan menggunakan perangkat produktifitas.
ii. Penggunaan aplikasi khusus, seperti games, latihan soal ujian, simulasi, lab. Maya, visualisasi animasi dari konsep abstrak, film dan multimedia.
iii. Penggunaan sumber informasi dalam benttuk kemasan CD atau on line, seperti ensiklopedi, peta interaktif, atlas, jurnal elektronik.

Pembelajaran melalui komputer dan internet yang mengintegrasikan perkembangan ketrampilan teknologi literasi dengan penerapan.
Penerapan TIK pada jenis ini, mengkombinasikan penguasaan literasi teknologi dengan penguasaan bahan ajar non TIK. Kebutuhan penguasaan teknologi dasar dipelajari hanya ketika siswa membutuhkan dalam menyelesaikan pembelajaran non TIK tersebut.

Jika kebijakan penggunaan TIK dikaitkan dengan pengembangan kurikulum sekolah, maka di masa depan guru akan lebih banyak menggunakan TIK dalam pemebalajaran di kelas maupun laboratorium. Oleh karena itu guru sebagai perancang dan pengembang kurikulum selayaknya mempertimbangkan kompetensi dalam pengintegrasian TIK dalam pemeblajaran semua mata pelajaran, tidak semata dalam pemebalajaran khusus yang membahas TIK sebagai sebuah mata pelajaran. Kemampuan pengembangan berbagai variasi metode, strategi dan pendekatan berbasis kontekstual lebih utama dan akan lebih lengkap dengan bantuan TIK.

Peran Agen Kultur, Sosial dan Profesional
Peran TIK sebagai agen atau duta kebudayaan, terwujud melalui penggunaan mauopun pelayanan sumber informasi dan layanan yang tersedia melalui internet atau bahan informasi dalam CD. Informasi yang kaya warna, multi media serta interaktif dan menarik ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh komunitas pembelajar yaitu siswa, guru administrator dan orang tua. Sebuah sekolah yang sudah menggunakan internet dapat menjadi tali penyambung jalinan sosial dalam membangun kerjasama pada level lokal, nasional, bahkan internasional. Proyek akademik atau kebudayaan yang menghubungkan siswa dan guru dari beragam negera membuka sebuah wawasan baru, sebuah ruang berkomunikasi dan berbicara dengan partner di luar sekolah atau bahkan dengan sebuah kebudayaan yang sama sekalai berbeda di negara lain.
Secara profesionalisme, peningkatan kompetensi pendidik dapat tercapai melalui penerapan TIK, yaitu pendidik dapat saling bertukar pengalaman permasalahan dan alternatif solusi yang didiskusikan secara maya, bahkan pendidik dapat belajar dan meningkatkan pengetahuannya dengan informasi atau melalui keterlibatan dalam sebuah forum diskusi maya yang melibatkan banyak guru dari daerah yang berbeda. Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan mempelajari banyak bahan-bahan e-learning yang tersedia untuk peningkatan kompetensi guru.

Peran Administratif
TIK memainkan peranan penting dalam meringankan beban administrasi sekolah dan lebih efektif terintegrasi dengan alur yang diperlukan oleh siswa, guru, pendanaan dan aktifitas melalui pengelolaan sistem informasi yang baik. Hal ini juga akan berarti proses pelaporan kegiatan serta hasil pembelajaran akan dengan cepat dapat disebar dan disampaikan kepada stakeholder pendidikan. Pada lingkup ruang kelas misalnya, guru dapat dengan mudah membuat penilaian akademis dan mencatat perkembangan karakter siswa secara berkala dan terus diperbarui dengan menggunakan peralatan TIK, selain dari menyediakan data yang diperlukan administrasi sekolah dan orang tua.
Pada level administrasi sekolah, proses kegiatan administrasi akan sangat terbantu dengan adanya perangkat pengolah angka atau pengolah kata, dibandingkan dengan mesin tik manual yang nerpotkan dalam updating dan perbaikan dokumen. Selanjutnya dokumen digital dapat disimpan pada aplikasi database untuk menyimpan data sekolah. Sistem informasi yang baik akan dengan mudah membuat pelaporan secara digital kepada stekeholder pendidikan termasuk pada dinas pendidikan lokal maupun Departemen Pendidikan Nasional.
Pada ruang lingkupsistem pendidikan, penerapan sistem informasi sekolah atau sistem managemen sekolah berbasis database, akan mampu membuat proses pencapaian kualitas sekolah dengan visi, misi serta strategi dan rencana kerja sekolah menjadi lebih tegas, jelas dan dipahami oleh banyak orang ketimbang hanya dengan dibenak kepala sekolah atau sekedar tertulis di papan ruang kepala sekolah. Penerapan TIK dalam membantu Manajemen berbasis Sekolah (MBS) menjadikan proses penyimpanan, pembuatan, data tersimpan dan selalu terbaharui dengan indikator yang jelas mengenai arah pencapaian sekolah terhadap kualitas keluarannya.
Para pembuat kebijakan dapat mempertimbangkan penggunaan TIK pada ketiga level di atas, terdapat beragam perangkat lunak untuk ketiga level administratif bail di ruang kelas, di staf administrasi maupun pada pertimbangan sistem sekolah.

Penutup
Kesadaran peningkatan kompetensi serta profesioalitas guru harus terus dibangun, Pengembangan sumber belajar yang berbasis TIK yang uptodate, berkualitas serta akses internet akan membuaka pintu yang sangat luas bagi guru untuk terus mengaktualisasikan diri dan pada gilirannya akan mampu manjadi sumber motivasi dalam merubah praktek pengajaran konvensional selama ini dengan praktek pengajaran terbaru yang telah teruji di masyarakat pendidikan.
Tetapi pemanfaatan peralatan TIK perlu didukung oleh ketrampilan si pengguna, baik guru, siswa, tenaga kependidikan, oleh karena itu perlu adanya peningkatan kompetensi TIK bagi pihak yang terkait harus selaras dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan penggunaan TIK.

Referensi:
- Bernie Thrilling (2006). Toward Learning Societies. Howard Univ.
- Depdiknas (2008). TIK Sebagai Sumber Belajar. Jakarta
- Arief S. Sadiman, Dr. MSc (2003). Media Pendidikan. PT Grafindo. Jakarta
- http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=85
- http://eduplus.or.id/artikel.php?mod=detail&a=122&t=2
-